Isu-isu Lingkungan Global

Biodiversitas

Kehilangan biodiversitas merujuk pada penurunan keanekaragaman hayati. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya variasi sumber pangan lokal. Perubahan paradigma dalam cara kita memandang dan menghargai alam dapat menjadi pemicu dari degradasi ekosistem. Ketika pemanfaatan keanekaragaman hayati hanya terfokus pada hal-hal yang memiliki nilai jual, interaksi manusia dengan biodiversitas untuk kepentingan pangan, rekreasi, dan kesehatan sering kali berujung pada eksploitasi yang berlebihan.

Multilateral environmental agreements

MEAs : perjanjian multilateral tentang lingkungan merupakan instrumen legal (hukum)

Bertujuan untuk perlindungan lingkungan

Disepakati diantara sejumlah besar negara atau organisasi internasioanl sebagai pesertanya (parties) dan dalam bentuk tertulis;

Diatur oleh hukum internasional

Dapat diwujudkan dalam satu atau lebih instrumen yang berkaitan

Perubahan Iklim dan Pemanasan Global

Perubahan Iklim disebabkan oleh Pemanasan Global akibat Efek Rumah Kaca yang menghasilkan peningkatan suhu bumi. Efek Rumah Kaca terjadi saat gas-gas tertentu menahan radiasi matahari, menyebabkan pemanasan global.

Ozon Depletion

Lapisan Ozon berfungsi sebagai filter untuk menyaring ultra violet

NASA mengumumkan telah menemukan lubang ozon terbesar yang pernah terjadi di antariksa mencapai 3 kali luas wilayah AS.

Rusaknya lapisan ozon sebagian besar disebabkan oleh CFC (Chlorofluorocarbon) yang digunakan sejak tahun 1928 untuk aerosol, kulkas, AC dll.

Sebab Akibat Ozon Depletion

Lebih dari 31.000 Species tumbuhan dan hewan sedang dalam ancaman kepunahan. 1/3 sampai 2/3 tumbuhan dan hewan akan punah pada abad berikutnya.

Species yang terancam punah meliputi Mamalia (146 species), reptil (28 species), amphibi (33 species), ikan (91 species), moluska (3 species), invertebrata lain (28 species), dan tanaman (383 species).

Estimasi World Resources Institute bahwa dari tahun 1960 sampai 1990 sebesar 1/5 hutan tropis telah berkurang, terumbu karang berkurang 10%, dan 50% mangrove telah hilang.

Dari 1980 sampai 1995 hutan di negara-negara berkembang telah kehilangan 200 juta ha.

Hilangnya habitat diprediksikan memicu 89% jenis burung dunia terancam punah, 83% jenis mamalia, dan 91% tumbuh-tumbuhan dunia masuk daftar kepunahan. Bahkan IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) mencatat sedikitnya 11.167 species di muka bumi sudah tergolong hampir musnah.

Pencemaran Wilayah Perairan

Setiap hari, sekitar 2 juta ton sampah mencemari perairan dan 1500 kubik limbah cair diproduksi. Hingga 12.000 km kubik air bersih tercemar karena polusi. Di perkotaan, terjadi kehilangan hingga 20% air bersih.

Hutan

Hutan merupakan salah satu aset yang langka di dunia, begitu juga di Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa luas hutan di Indonesia mencakup 125,76 hektar daratan, setara dengan 62,97% dari total luas daratan Indonesia. Angka tersebut menunjukkan penurunan dalam beberapa dekade terakhir akibat eksploitasi dan deforestasi, Kompleksitas masalah hutan di Indonesia, mencakup aspek kepemilikan negara, keberlanjutan, dan tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya alam.

Perpindahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Polusi lintas batas negara terjadi karena negara industri seperti AS mengekspor limbah berbahaya dan beracun ke negara berkembang. AS sendiri merupakan pengekspor limbah B3 terbesar di dunia dengan 264 juta ton per tahun. Untuk membersihkan tempat limbah, AS mengeluarkan dana 20-100 miliar dolar. Definisi Limbah B3 diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 yang mengatur limbah yang dapat mencemari lingkungan dan kesehatan manusia.

chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://fa.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/56/2016/06/TOPIK-5-Isu-Lingkungan-Global.pdf https://www.forestdigest.com/detail/2331/biodiversity-loss https://ugm.ac.id/id/berita/kementerian-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-ungkap-rumitnya-masalah-hutan-indonesia/