Keterbatasan Ekonomi Keluarga: Banyak anak usia dini hidup dalam kondisi kemiskinan, yang berdampak pada akses mereka terhadap pendidikan yang layak, gizi yang cukup, dan perawatan yang memadai.
Kualitas Asuhan yang Rendah: Rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi orang tua berkontribusi pada kualitas asuhan yang kurang optimal, mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan.
Program Intervensi yang Tidak Memadai: Program seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sering tidak efektif dalam memberikan bantuan yang diperlukan, baik dalam hal penyuluhan maupun bantuan makanan.
Kekurangan Institusi Pendidikan Resmi: Jumlah institusi pendidikan anak usia dini yang dikelola oleh pemerintah terbatas, dan banyak lembaga swasta atau masyarakat tidak memiliki sumber daya yang memadai.
Kurangnya Kuantitas Lembaga PAUD: Ada kekurangan lembaga PAUD, terutama di daerah pedesaan, serta persepsi yang salah bahwa pendidikan anak usia dini tidak perlu dikembangkan sebagaimana pendidikan dasar.
Kualitas Pendidikan yang Rendah: Banyak guru PAUD yang tidak memenuhi kualifikasi akademik yang diperlukan, dengan sejumlah besar guru berasal dari latar belakang pendidikan yang tidak relevan.
Akses dan Kesenjangan Layanan: Terdapat ketimpangan dalam akses pendidikan PAUD antara daerah urban dan rural, dengan anak-anak dari keluarga miskin sering kali tidak mendapatkan layanan yang memadai.
Regulasi dan Kebijakan Pemerintah: Ada masalah dengan pengelolaan dan regulasi yang membingungkan, termasuk adanya dualisme dalam pengelolaan PAUD dan TK yang harus diselaraskan.
Persepsi Masyarakat yang Salah: Persepsi masyarakat dan pemerintah bahwa pendidikan anak usia dini bukanlah prioritas utama berpengaruh pada pengembangan dan alokasi sumber daya untuk PAUD.