Profil
Agus Pulung Sasmito, profesor termuda asal Indonesia yang masuk dalam daftar profesor termuda di dunia, lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan jurusan Teknik Fisika. Setelah itu, pada tahun 2005, ia melanjutkan studi di National University of Singapore (NUS) dengan mengambil jurusan Teknik Mesin, di kampus terkenal di Singapura.
Agus melanjutkan ke jenjang doktor langsung setelah S2 tanpa perlu menyelesaikan gelar master terlebih dahulu, atau yang dikenal sebagai program direct PhD. Pada usia 32 tahun, ia kemudian meniti karir sebagai pengajar dan peneliti di McGill University sejak tahun 2012.
Pendidikan
Agus Pulung Sasmito menyelesaikan pendidikan dari TK Pertiwi Kalibeber hingga SMA N 1 Wonosobo pada tahun 2001. Ia melanjutkan pendidikan S1 di UGM dan S2 di National University of Singapore, serta menyelesaikan program S3-nya pada Maret 2011 setelah menunggu jadwal ujian yang sesuai selama sekitar 8 bulan.
Selama menunggu ujian S3, ia bekerja di M3TC di NUS sebagai peneliti. Kemudian pindah ke Abu Dhabi untuk post-doctoral di Masdar Institute yang fokus pada energi terbarukan di bawah bimbingan MIT. Ia diterima sebagai professor di McGill University mulai Januari 2014 karena reputasi universitas itu.
Karier
Seorang profesor muda asal Wonosobo, Agus Pulung Sasmito, berhasil menjadi Professor (asisten) di McGill University di Kanada. Dia telah menerbitkan banyak jurnal ilmiah internasional serta buku dan makalah konferensi.
Dedikasi pada Riset
Sebagai seorang profesor yang memiliki hobi travelling dan mendengarkan musik, Agus Pulung Sasmito melakukan riset tentang ventilasi tambang bawah tanah, sistem energi hidrogen, kualitas udara lingkungan, dan ilmu thermal-fluid science. Tim Wonosobo Muda mewawancarainya untuk dibagikan kepada masyarakat muda Wonosobo.
Pesan Inspiratif Agus Pulung Sasmito
“Kadang down itu wajar, tapi yang penting jangan menyerah. Lakukan yang terbaik, perbaiki strategi dan berfikir sistematis, itu kuncinya. Yang utama adalah doa orang tua, saya bisa bertahan sampai sekarang seperti ini tidak lain karena doa dan usaha orang tua.”
“Bermimpilah yg tinggi karena no dream is too high, kemudian lakukan yang terbaik, jangan menyerah dan jangan membatasi diri serta jeli melihat peluang. Seimbangkan antara otak kanan dan otak kiri juga sangat penting untuk menjadi kreatif dan inovatif. Ditambah lagi kesehatan fisik and mental harus dijaga, tidak boleh terlalu stres, kerja diseimbangkan dengan religi dan refreshing, serta olah raga dan asupan nutrisi untuk tubuh supaya selalu fit.”
Perjalanan menuju puncak kejayaan tak pernah terjalani dengan mudah. Sang profesor muda ini pernah merasakan pahit getir dalam perjalanan kariernya, terkadang bahkan terpaksa bermalam di laboratorium untuk menuntaskan penelitiannya, melupakan kamar kosnya. Bahkan saat matahari beristirahat dan akhir pekan tiba, waktu tetap dihabiskan demi menuntaskan eksperimennya.