3 Tokoh Indonesia Kuliah di Jerman

1. B. J. Habibie

B. J. Habibie
  • Nama lengkap: Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie
  • Perguruan tinggi: RWTH Aachen University
  • Profesi: Presiden Republik Indonesia ke-3

Orang / tokoh Indonesia yang kuliah di Jerman yang tidak asing ialah B. J. Habibie. Habibie adalah anak keempat dari delapan bersaudara dari pasangan Bugis-Jawa, Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo.

Kedua orang tua Habibie berasal dari keluarga terhormat dan terpelajar. Kakek Habibie adalah Ulama Islam terkenal.

Sejak kecil Habibie ingin menjadi insinyur. Ia sekolah HBS (Horgere Burger School) lalu pindah ke Bandung dan sekolah di Gouvernements Middelbare School sampai pada 1950 – 1951. Lalu, lanjut ke Sekolah Menengah Atas Katolik dari 1951 sampai 1954.

Setelah SMA tahun 1954, ia masuk Departemen Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (sekarang Institut Teknologi Bandung). Dengan biaya dari ibunya, pada tahun 1955 ia melanjutkan kuliah di jurusan Konstruksi Pesawat Terbang di Rheinisch Westfählische Technische Hochschule (RWTH), Achen, Jerman Barat.

Ia pun sukses studi di Jerman. Lulus diploma pada 1960 dan menjadi asisten peneliti di Institut Kontruksi Ringan RWTH, bekerja di Institut Kontruksi Ringan, bekerja di perusahaan gerbong kereta api Talbot dan menyelesaikan Pendidikan Doktor Teknik tahun 1965 dengan predikat Summa Cum Laude.

2. Gita Savitri

Gita Savitri Devi
  • Nama lengkap: Gita Savitri Devi
  • Perguruan tinggi: Freie Universitat Berlin Chemistry
  • Profesi: Influencer dan YouTuber

Gita Savitri lahir di Palembang dari orang tua yang berasal dari Minangkabau. Sejak kecil hingga usia 18 tahun ia tinggal di Jakarta.

Gita pertama kali menginjakkan kakinya di Berlin, Jerman, pada 30 Oktober 2010. Adapun cara Gita untuk bisa kuliah di Jerman dengan mengikuti les bahasa Jerman dahulu.

Gita les bahasa di salah satu kursus bahasa Jerman di Berlin yang ia lanjutkan setelah les bahasa Jerman di Indonesia. Ketika kursus, Gita juga melakukan beberapa tes untuk mendapatkan sertifikat sebagai salah satu persyaratan masuk kuliah disana.

Menempuh kelas di Studienkolleg hingga berkuliah di Freie Universität Berlin, Jerman bukan hal yang mudah.

Sempat menyesal karena jarang menyimak pelajaran semasa SMA, Gita menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk belajar demi bisa bertahan di tengah ketatnya kultur pendidikan Jerman.

Sekarang? Gita malah ketagihan untuk terus belajar. Ia sadar betapa pentingnya mencerdaskan diri agar bisa survive di dunia ini.

Gita menetap di Jerman untuk menyelesaikan studi Kimia Murni di Freie Universität (Free University), Berlin.

Saat ini Gita telah sukses menjadi Youtuber dan Influencer. Bahkan, Gita telah memiliki satu buku tentang perjalanan hidupnya dengan judul “Rentang Kisah”. Gita juga telah menikah dan akan menetap di Jerman bersama suaminya.

3. Hutomo Suryo Wasisto

  • Nama lengkap: Dr. Ing Hutomo Suryo Wasisto
  • Perguruan tinggi: Technische Universität Braunschweig
  • Profesi: Research Group Leader di Laboratory for Emerging Nanometrology (LENA) dan Institute of Semiconductor Technology (IHT) di Technische Universität Braunschweig

Deretan prestasi ilmuwan muda ini menjadi bukti tokoh Indonesia yang kuliah di Jerman dengan segala bentuk kesuksesan di bidang kariernya.

Di kalangan diaspora Indonesia, nama Hutomo Suryo Wasisto cukup masyhur. Pria yang baru saja menggenapi usia yang ke-32 tahun ini menjadi salah satu diaspora muda yang sukses di luar negeri.

Karena kecerdasannya, dia dinobatkan peraih gelar doktor termuda di Jerman. Kini ia dipercaya sebagai Group Leader atau setara dengan Assistant Professor di negara lainnya seperti Amerika atau Inggris.

Hal ini dikarenakan di posisinya sekarang, Hutomo mempunyai sebuah grup riset sendiri di mana arah risetnya diputuskan olehnya.

Penampilan Hutomo jauh dari kesan serius seperti image para ilmuwan. Ito, demikian ia biasa disapa, berpenampilan tak beda dengan anak muda metroplitan zaman now.

Model rambut dan busana kasual yang trendy untuk saat santainya, ia pun gemar berolahraga terutama basket. Dia selalu menyempatkan bermain basket dan bahkan mengikuti lomba bersama teman-teman Indonesia lainnya di Jerman dan Eropa.

Bicaranya juga santai, bahkan sering berbahasa Jawa bila berkomunikasi dengan teman-temannya. Padahal ia adalah Engineer di bidang Teknik Elektro yang berkarier di Jerman dan menjabat sebagai Kepala Grup OptoSense di Laboratory for Emerging Nanometrology (LENA) yang merupakan salah satu research centre di Technische Universitatet Braunschweig.