Manajemen Waktu dengan Baik
Biasanya tantangan mempersiapkan beasiswa adalah merasa kewalahan dengan segala persyaratan dan informasi yang beredar. “Kita bikin timeline per minggu, per bulan. Apa saja target-target yang mau dicapai, apa yang akan dikerjakan, to do list-nya (daftar yang akan dikerjakan) gimana, dan assign (tetapkan) waktu sebaik-baiknya.” Mungkin memang ada beberapa kegiatan yang memang harus dikurangi. Tasya sendiri mau tidak mau selama hampir setahun lebih fokus mempersiapkan persyaratan beasiswa dan kampus yang dia tuju sebelum melamar beasiswa LPDP.
Jangan Fokus Pada Rasa Takut
Lulusan Akuntansi Universitas Indonesia (UI) itu menyampaikan, jangan fokus di rasa takut saat mendaftar beasiswa. Seiring dengan meredam rasa takut itu, Tasya menyarankan untuk mengurai target-target menjadi langkah-langkah yang lebih kecil yang dapat diraih. “Lakukan aja yang terbaik, diiringi dengan doa karena kalau kita udah lakukan yang terbaik, apa pun hasilnya itu yang terbaik buat kita.”
Cari Informasi yang Valid Sebanyak-banyaknya
“Aku dulu dari semester-semester akhir pas S1 udah mulai memantapkan diri, kira-kira jurusan apa yang mau aku tuju untuk S2. Kemudian udah bikin shortlisted (daftar) universities mana yang mau aku tuju. Udah aku pelajari juga requirements-nya (syaratnya) apa aja.” Pendiri Green Movement Indonesia itu menyarankan para calon penerima beasiswa untuk mencari informasi mengenai program studi yang diinginkan. Jika sudah mengetahuinya, maka mahasiswa akan mengetahui apa yang sudah dikuasai dan belum dikuasai. “Aku mempersiapkan untuk bisa submit (mengumpulkan syarat beasiswa) di bulan Januari 2016, aku udah persiapkan dari Januari 2015.”
Cari Tahu Instruksi Pembuatan Essay
“Kalian harus tahu dulu, di persyaratannya esainya minta apa.” Sementara, personal statement (deskripsi diri) untuk kampus tujuan bisa memiliki ketentuan yang berbeda-beda. Tasya mencontohkan Columbia University hanya memperbolehkan 400 kata. Dia menganjurkan untuk mengikuti kelas-kelas menulis terkait, agar bisa menulis personal statement dengan jelas, berstruktur rapi, dan mencakup unsur-unsur menarik.
Ketahui Visi dan Misi Pemberi Beasiswa
Tasya menekankan, dengan mengetahui misi pemberi beasiswa, maka calon awardee bisa mempersiapkan jawaban yang sesuai dengan misi tersebut. “Jadi harus ketahui juga sih kayak mission (misi) dari pemberi beasiswa itu apa. Jadi, kita bisa mengerahkan jawaban-jawaban kita yang bisa align dengan mission mereka, enggak off track (keluar jalur) gitu.”